About

Rabu, 24 Januari 2018

KOTA SOLO - PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

Pembangunan yang berwawasan lingkungan
adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.
Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu adanya saling keterkaitan beberapa sektor, antara lain lingkungan dan masyarakat serta kemanfaatan dan pembangunan. 

Ciri-ciri pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Pembangunan yang dilaksanakan tidak terjadi atau mampu meminimalkan kerusakan dan pecemaran lingkungan.
2. Pembangunan yang dilaksanakan memerhatikan antara lingkungan fisik dan lingkungan emosi.
3. Pembangunan yang dilaksanakan mampu mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara efektif,  efisien, dan bijaksana.
4. Pembangunan yang dilaksanakan mendasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan serta memerhatikan moral atau nilai-nilai adat yang dianut dalam masyarakat.
5. Pembangunan yang dilakukan harus memiliki sifat-sifat fundamental dan ideal serta berjangka pendek dan panjang.
6. Pembangunan yang dilaksanakan mampu memerluas lapangan dan kesempatan kerja.
7. Pembangunan yang dilaksanakan harus mampu melakukan pemerataan atau keseimbangan kesejahteraan rakyat.
8. Pembangunan yang dilakukan harus mampu melakukan pemerataan atau keseimbangan kesejahteraan hidup antaragolongan dan antardaerah.
9. Pembangunan yang dilaksanakan dalam tingakt laju pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi.
10. Pembangunan yang dilakukan harus berpedoman untuk selalu mempertahankan stabilitas politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan nasional.

pembangunan berwawasan lingkungan sangat diperlukan mengingat daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju tuntutan perkembangan pemenuhan kebutuhan hidup. Namun perkembangan yang dicapai manusia karena majunya derap pembangunan itu membawa dampak negatif bagi lingkungan yakni rusaknya lingkungan karena pembangunan yang lebih cenderung berorientasi ekonomis. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup. Dengan pembangunan yang terus menerus diharapkan kita tetap mempertahankan aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan sehingga akan tercipta Ruang Terbuka Hijau Hijau yang ideal yaitu sekitar 40% dari luas wilayah

Metode dan Teknik Perencanaan Lingkungan
Metode yang dugunakan dalam perencanaan lingkungan pada dasarnya tidak berbeda dengan metode yang digunakan pada perencanaan yang lain. Pokok-pokok yang menjadi fokus analisis dalam perencanaan akan muncul pada seluruh tahapan proyek dan bervariasi menurut tingkatan kerumitannya.
Pada tahap awal, biasanya berkaitan dengan persoalan rekayasa, keamanan dan kesehatan yang diketahui atau diharapkan. Selanjutnya proses tersebut akan menjadi lebih analitis, karena pokok persoalan yang muncul berkaitan dengan pengujian prosedur perencanaan dan desain. Pendekatan yang digunakan memang bervariasi. Pendekatan ini pada umumnya mencakup pemeriksaan lapangan. Setelah itu, disertai usaha untuk mendapatkan ukuran lapangan. Data tersebut diperoleh dari data sekunder, seperti peta topografi, peta tanah, keadaan cuaca.
Pengelolahan pembangunan yang berwawasan lingkungan harus mendasarkan pada pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang guna menyokong pembangunan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan seluruh rakyat.

CONTOH :

SOLO,JAWA TENGAH







Solo merupakan salah satu kota besar dari tiga kota utama yang di Jawa Tengah. Saat ini, Solo sedang mengalami perkembangan pembangunan dan masyarakat kearah yang lebih maju dan modern. Perkembangan yang terjadi terutama di bidang pembangunan membuat kota Solo rentan akan potensi masalah perkotaan. Solo di lewati oleh jalur utama antara Surabaya menuju Yogyakarta maupun sebaliknya. Hal ini menyebabkan sering terjadi kemacetan di pusat kota Solo saat jam kerja. Kemudian, Solo merupakan daerah dataran rendah potensi terjadinya banjir cukup besar di kota Solo, dan lagi semakin berkurangnya daerah resapan di dalam kota karena banyaknya pengalihan lahan dan laju pembangunan. 

Banyaknya masalah yang berpotensi terjadi di Kota Solo mengindikasikan banyaknya hal yang akan menghambat perkembangan kemajuan kota tersebut. Pemerintahan dan lembaga terkait maupun masyarakat Kota Solo perlu meningkatkan kepekaan terhadap segala potensi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, pemikiran yang bersifat inovatif dan berwawasan lingkungan serta dapat menyelesaikan semua masalah yang ada sangat dibutuhkan di kota Solo. Pemikiran ini bukan hanya idea tau angan-angan semata tetepi harus di wujudkan dengan aksi nyata. 
Kaizen berasal dari bahasa Jepang, kai: perubahan sedangkan, zen: menjadi lebih baik. Solo Kaizen dapat dijadikan filosofi dalam memenejemen pembangunan di Kota Solo. Dalam filosofi Solo Kaizen semua hal yang dapat membuat Solo menjadi kota yang lebih baik dapat dilakukan. Salah satu langkah strategis dalam untuk mewujudkan kota yang lebih baik adalah dengan mengembangkan konsep kota hijau, ramah lingkungan yang modern dan dapat diterima oleh semua pihak yaitu pemerintah dan masyarakat kota. Filosofi Solo Kaizen memiliki tujuan utama yaitu untuk mensejahterakan masyarakat serta menjaga lingkungan yang merupakan pinjaman dari generasi yang akan datang. Pembangunan yang berwawasan lingkungan hijau (Eco-green) dibangun melalui pendekatan dari pemanfaatan keunggulan Indonesia yang merupakan negara tropis dengan keunikan ekosistem dan keragaman budaya yang ada.

          Filosofi Solo Kaizen diperuntukkan bagi semua warga masyarakat Solo dan para pendatang. Filosofi Solo Kaizen memungkinkan masyarakat untuk hidup lebih baik dengan integradi antara lingkungan yang alami dan kemajuan teknologi. Filosofi ini harus melekat di setiap warga masyarakat karena ini menyangkut Solo, kota tempat tinggal mereka.

A. Kampanye publik mengenai gerakan Solo Kaizen
 Menggalakkan kampanye publik (public campaign) untuk mengajak masyarakat mengubah Solo menjadi kota yang lebih baik, misalnya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah dan limbah sembarangan. Kampanye publik juga perlu ditujukan agar masyarakat dapat secara partisipatif memperbaiki kualitas kawasan permukimannya, terutama di kawasan bantaran sungai bengewan Solo dan kawasan padat penduduk. Kampanye publik ini juga dapat ditunjukkan melalui contoh nyata, sebagaimana yang dilakukan oleh komunitas-komunitas peduli lingkungan dan kesehatan yang ada di kota Solo seperti komunitas forum Solo hijau, Biopori, Earth Hour, Healthy food healthy life dan komunitas lainnya.

B. Kesediaan untuk berubah
Solo Kaizen merupakan filosofi yang menuntut kesadaran dari seluruh penduduk kota yang menginginkan kota Solo menjadi lebih baik. Maka dari itu, dibutuhkan kesediaan untuk berubah baik masyarakat maupun pemerintah. Perubahan yang dilakukan dapat dilakukan dengan hal kecil namun selalu konsisten dilakukan setiap waktunya. Perubahan yang dilakukan seperti, membuang sampah pada tempatnya, penggunaan sepeda sebagai mobilitas utama dan. Pemerintah dalam hal ini juga harus melakukan perubahan yaitu melalui tindakan dukungan dalam perubahan yang dilakukan oleh masyarakat seperti menyediakan tempat sampah, sepeda dan taman hijau kota (green garden of city) agar dapat menyadarkan masyarakat mengenai pentinganya hidup sehat dan bersih. Perubahan kebijakan juga perlu dilakukan yaitu dalam konteks pembangunan yang harus berwawasan lingkungan hijau (Eco-green) misalnya, semua gedung pemerintahan dan pusat perbelanjaan (mall) harus mencerminkan kepedulian terhadap aspek lingkungan disekitarnya. 

C. Konsisten terhadap tujuan
Keberhasilan program dan rencana yang  telah dibuatkan membutuhkan  konsistensi terhadap tujuan serta aksi nyata yang terukur. Pemerintah dan masyarakat harus mengaplikasikan rencana yang telah ada di lapangan.  

D. Usaha nyata
Solo Kaizen dapat dijadikan filosofi dalam memenejemen pembangunan di Kota Solo. Pembangunan yang mengutamakan aspek keseimbangan lingkungan dan makhluk hidup serta bertujuan menjadikan Solo lebih baik bagi seluruh aspek kehidupan yang ada merupakan tujuan utamanya. Dalam mewujudkan tujuan ini dibutuhkan beberapa usaha nyata yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, beberapa usaha dalam mewujudkan Solo Kaizen adalah:

Ø  Menggalakkan pola hidup sehat

1)      Gerakan membuang sampah pada tempatnya. Permasalahan utama ialah bagaimana agar tindakan membuang sampah menjadi suatu tindakan yang menarik untuk dilakukan. Hal yang dapat dilakukan seperti membuat tempat sampah semenarik mungkin.

2)      Area bebas asap rokok. Hal diperlukan untuk menyadarkan mereka yang merokok betapa pentingnya kesehatan tidak hanya pada dirinya sendiri tetapi bagi orang lain disekitarnya yang telah menjadi perokok pasif.

3)      NCFD (new car free day). Perlunya peningkatan pada program yang telah terlaksana setiap minggunya di kota Solo ini. Peningkatan yang dilakukan seperti adanya agenda bulanan khusus atau kagiatan pada hari-hari khusus yang mana berfokus pada lingkungan. Misalnya, pada hari bumi dilakukan kagiatan penanaman pohon ditaman kota kemudian, pada hari habitat dunia dilakukan kegiatan pelapasan ikan dan burung di sungai Bengawan Solo. NCFD bukan hanya sebagai tempat berkumpulnya warga kota untuk berolahraga dan mengurangi polusi setiap minggunya
tapi diharapkan juga bisa menjadi wadah bagi komunitas masyarakat yang mengingikan Solo menjadi lebih baik.

Ø  Program STP (Solo Tanpa Polusi)

1)      Penggunaan sepeda sebagai sarana mobilitas utama di dalam kota. Pemerintah memiliki peran penting bagaimana menjadikan bersepeda sebagai pilihan utama warga masyarakat. Pemerintah dapat menggalakkan program Bike for Solo (BFS). Pemerintah dalam hal ini dapat menyediakan rumah sepeda di beberapa titik di dalam kota. Sistem yang digunakan seperti halnya game card yang ada di area bermain time zone. Jadi, masyarakat memiliki kartu khusus yang dapat digunakan untuk mengambil dam mengembalikan sepeda yang telah disediakan dirumah sepeda.
Penggunaan sepeda dapat dilakukan kapan saja dan secara gratis. 

2)      Penanaman pohon trembesi di dalam kota. Menurut Dr. Ir. H Endes N. Dahlan (dalam Haska, 2011), satu batang pohon trembesi mampu mnyerap 28,5 ton gas CO2 setiap tahunya (diameter tajuk 15m). Selain itu pohon trembesi juga mampu menurunkan konsentrasi gas secara efektif, sebagai tanaman penghijauan dan memiliki kemampuan menyerap air tanah yang kuat. Dengan penanaman pohon trembesi di sepanjang pinggiran jalan di kota Solo pasti dapat mengurangi emisi karbon dan membuat Solo menjadi terlihat lebih asri.

3)      Kebijakan pengurangan penggunaan kendaraan bermotor di dalam kota. 

Ø  Solo Kota hijau 

1)      Taman hijau kota (green garden city). Pembangunan taman kota diperlukan sebagai tempat bagi respan air dan area penyuplai oksigen bagi kota itu sendiri.

2)      Tanaman vertikal (vertical plants). Perkembangan pembangunan menyebabkan berkurangnya lahan resapan dan lahan hijau salah satu solusinya adalah dengan tanaman vertikal (vertical plants).
Konsep penanaman tumbuhan pada dinding bangunan yang sangat efektif untuk menjadikan kota terlihat lebih hijau. 

3)      Pembangunan berwawasan lingkungan hijau (green building). Pembuatan kebijakan bahwa semua gedung pemerintahan dan pusat perbelanjaan (mall) dalam hal pembangunannya harus memperdulikan keseimbangan lingkungan disekitarnya misalnya dengan adanya area resapan yang memadai dan area hijau.

Ø  Siap tanggap bencana

1)      Pencegahan banjir dengan biopori. Biopori merupakan lubang yang dibuat untuk memudahkan peresapan air kedalam tanah dalam hal ini untuk pencegahan banjir kota. Pembuatan biopori dapat dilakukan di sekitar rumah secara mandiri oleh warga masyarakat. Hal ini mencerminkan kepedulian masyarakat terhadap pencegahan bencana banjir di kota Solo.

2)      Pelatihan mitigasi bencana terhadap masyarakat dan peserta didik. Mitigasi bencana merupakan tindakan pencegahan terhadap terjadinya bencana. Solo yang berada disekitar gunung api memiliki potensi terkena dampak apabila terjadi letusan gunung api. Solo juga merupakan daerah daratan rendah yang berpotensi terjadi bencana banjir. Dari fakta tersebut, diperlukan pelatihan mitigasi bencana bagi masyarakat Solo dan juga dapat dilakukan terhadap peserta didik.

Ø  Ekonomi kreatif

1)      Menggunakan limbah (reduce). Untuk mengembangkan ekonomi yang kreatif dan inovatif diperlukan kejelian. Limbah-limbah yang tidak terpakai lagi dapat dimanfaatkan seperti limbah rumah tangga (cangkang telur, kulit bawang) dapat diolah menjadi kerajinan tangan seperti hiasan di vas bunga, hiasan dinding dan lain sebagainya.

2)      Mengutamakan proses daur ulang (recycle). Bahan-bahan yang tidak mudah terurai seperti plastik dapat di daur ulang. Industri daur ulang plastik berskala kecil namun dapat member hasil nyata pada lingkungan sangat diperlukan. Tidak hanya plastik daur ulang juga dapat dilakukan pada kertas dan kaca.

3)      Memanfaatkan sumber daya yang ada sebaik mungkin dengan tetap memperdulikan keseimbangan alam.

Pembangunan dalam Solo Kaizen dilakukan dengan menggunakan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memperdulikan keseimbangan lingkungan. Pengaplikasian Solo Kaizen juga harus menggunakan teknologi yang memungkinkan rencana dan tindakan dilakukan secara efektif dan efesien. Penggunaan teknologi dalam Solo Kaizen untuk menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin, mensinergikan lingkungan alami dan buatan, mensejahterakan rakyat serta berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan yang modern dan berkelanjutan. 

Kesimpulan

Filosofi Solo Kaizen memiliki tujuan utama yaitu membuat Kota Solo menjadi lebih baik serta mengutamakan aspek keseimbangan lingkungan dan makhluk hidup. Untuk mewujudkan permukiman dan perkotaan yang lebih baik, salah satu strateginya adalah dengan mengembangkan kota berwawasan lingkungan hijau (Eco-green). Terdapat 6 kunci utama untuk mewujudkan Solo Kaizen (6 Keys for Solo Kaizen),yaitu:
  • ·          Perencanaan yang matang,
  • ·          Kerjasama pemerintah dan masyarakat,
  • ·          Kampanye publik mengenai gerakan Solo Kaizen,
  • ·          Kesediaan untuk berubah,
  • ·          Konsisten terhadap tujuan dan,
  • ·         Usaha nyata. Dalam hal Solo Kaizen berfokus pada kesehatan masyarakat dan lingkungan, mengurangi polusi di kota Solo, menjadikan Solo kota hijau, mitigasi bencana dan ekonomi kreatif bagi masyarakatnya


Sumber :


Rumah adat Mbaru Niang-Arsitektur Biologis

Arsitektur Biologis berasal dari hubungan kata arsitektur yang berarti “pembangunan”, bios yang berarti “kehidupan”, dan logos yang berarti “dunia teratur” secara interdisipliner.
Arsitektur sendiri merupakan seni dalam imajinasi dan ilmu dalam merancang bangunan, maksudnya adalah arsitektur yang merancang serta membangun keseluruhan lingkungan binaan dan menuju pada hasil proses perancangan.

Sedangkan Biologis adalah ilmu alam yang mempelajari kehidupan serta organisme hidup termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran dan taksonominya. Jadi Arsitektur Biologis adalah illmu penghubung yang mempelajari antara manusia dan lingkungan secara keseluruhan. Arsitektur ini merupakan arsitektur kemanusiaan yang memeperhatikan kesehatan.

Pengaplikasian Arsitektur Biologis lebih memanfaatkan potensi alam berdasarkan pembangunan berwawasan lingkungan. Kualitas dari arsitektur sulit diukur batasan antara arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu. Kualitas bisa dinilai dari bentuk bangunan serta konstruksi namun kurang mementingkan kualitas penghuni yang dirasakan yang memungkinkan ketertarikan terhadap arsitektur ini. Dalam Arsitektur Biologis diupayakan dalam perancangan arsitektur  memperhatikan aspek lingkungan serta meningkatkan kualitas kehidupan.




Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam mewujudkan arsitektur biologis adalah bahan-bahan bangunan dari alam, seperti kayu, bambu, rumbia, alang-alang dan ijuk. Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi yang sesuaidengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya punditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya dan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dengan cara membangunnya. Arsitektur tradisional merupakan contoh dari arsitektur biologis.

Perencanaan arsitektur biologis memperhatikan konstruksi yang sesuai dengan tempat bangunan itu berada. Bentuk bangunan ditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya. Konstruksi bangunan yang digunakan ada yang bersifat masif (konstrtuksi tanah, tanah liat dan lempung),berkotak (konstruksi batu alam dan batu-batu merah), serta konstruksi bangunan rangka(kayu dan bambu).
Dalam konsep arsitektur biologis lebih di arahkan untuk  menjaga alam,perpaduan antara manusia dengan alam artinya setiap bangunan yang akan di bangun tidak memiliki dampak negatif terhadap alam dan dapat menciptakan suatu karya arsitektur yang ramah lingkungan,tahapan arsitektur biologis dapat tercapai apabila :

1. Penggunaan material yang ramah lingkungan
2. Membuat solusi untuk mengatasi dampak negatif yang akan terjadi pada lingkungan sekitar.
Inovasi dan terobosan baru pada arsitektur biologis adalah tema “Green Arsitektur” yang ramah lingkungan dengan penghematan energi serta pemanfaatan lingkungan sebagai patokan utama pada tema green arsitektur. 

CONTOH :

Rumah Adat Rumah adat Mbaru Niang, NTT




Mbaru Niang adalah rumah adat yang berada di Pulau Flores Indonesia. Rumah adat Mbaru Niang ini sangat unik berbentuk kerucut dan memiliki 5 lantai dengan tinggi sekitar 15 meter. Rumah adat Mbaru niang ini sangat langka karena hanya tinggal beberapa dan hanya terdapat di kampung adat Wae Rebo yang terpencil di atas pegunungan.
Mbaru Niang berbentuk kerucut dengan atap yang hampir menyentuh tanah. Atap yang digunakan rumah adat Mbaru Niang ini menggunakan daun lontar. Mirip rumah adat "honai" di Papua, Mbaru Niang adalah rumah dengan struktur cukup tinggi, berbentuk kerucut yang keseluruhannya ditutup ijuk.
Mbaru Niang memiliki 5 tingkat dan terbuat dari kayu worok dan bambu serta dibangun tanpa paku. Tali rotan yang kuatlah yang mengikat konstruksi bangunan. Setiap mbaru niang dihuni enam sampai delapan keluarga.
  
Setiap lantai rumah Mbaru Niang memiliki ruangan dengan fungsi yang berbeda beda yaitu:
  • ·         tingkat pertama disebut lutur digunakan sebagai tempat tinggal dan berkumpul dengan keluarga
  • ·         tingkat kedua berupa loteng atau disebut lobo berfungsi untuk menyimpan bahan makanan dan barang-barang sehari-hari
  • ·         tingkat ketiga disebut lentar untuk menyimpan benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung, padi, dan kacang-kacangan
  • ·         tingkat keempat disebut lempa rae disediakan untuk stok pangan apabila terjadi kekeringan,
  • ·         tingkat kelima disebut hekang kode untuk tempat sesajian persembahan kepada leluhur


sumber :

Senin, 01 Januari 2018

Eksploitasi Sumber Daya Alam

Pengertian eksploitasi adalah pemungutan atau pengambilan suatu sumber daya alam yang ada untuk digunakan atau dimanfaatkan oleh sekelompok orang atau bahkan oleh banyak orang yang mana terutama dengan maksud tujuan untuk memenuhi kebutuhan tetapi kadang dalam jumlah yang berlebihan sehingga cenderung merugikan.
Contoh kegiatan eksploitasi yang banyak dilakukan meliputi eksploitasi hutan, eksploitasi anak, eksploitasi minyak bumi, eksploitasi perempuan, eksploitasi batu bara, eksploitasi ekosistem dan lain sebagainya.
Dapat kita simpulkan bahwa eksploitasi secara umum bila melihat pengertian diatas adalah: Eksploitasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara mengambil atau mempergunakan sumber daya alam yang ada dan kemungkinan besar lebih cenderung merugikan.

PT. Freeport di Papua 

beroperasi dari tahun 1967 






Pembangunan Papua dan Eksploitasi Sumber Daya  Alam

     1) Insfrastruktur
pembangunan (secara fisik)  daerah sekaligus memberi dampak langsung terhadap pengurangan tutupan lahan Hutan yang mengakibatkan konversi Lahan. Tak dapat disangkal lagi, kalau pemekaran wilayah kabupaten baru di tanah Papua justru mempercepat proses pengoyakan hutan dan kawasan konservasi. Pasalnya wilayah baru butuh ruang untuk membangun sarana prasarana dengan membuka lahan dengan cara menebang hutan.
Ironisnya kawasan-kawasan konservasi yang seharusnya dilindungi itu sejak beberapa tahun lalu justru mendapat tekanan berupa perambahan untuk pertanian, permukiman, pembangunan infrastruktur, dan tak jarang illegal logging.sehingga butuh kajian yang komprehensif untuk dilakukan studi kelayakan sebelum dilakukan pemekaran suatu wilayah dan pembanguna sara prasarana di setiap kabupaten yag telah dimekarkan. Agar tidak mengurangi nilai dari kawan Hutan lindung. 

     2) Perkebunan Kelapa Sawit
Dari semua wilayah di Indonesia, Papua menjadi rumah terbesar bagi hutan hujan tropis primer yang masih perawan. Pada akhir 2012, luas hutan primer diperkirakan 35,2 juta hektar, atau 86,2 persen dari total kawasan. Sebagai bandingan, hutan primer di Sumatera hanya tinggal 13,4 juta hektar yang tersisa, atau 28,3 persen dari luas kawasan. Sementara itu di Kalimantan luasnya 27,6 juta hektar atau 51,9 persen. Pada 2010, populasi di Papua sekitar 3,6 juta orang. Papua memiliki pertumbuhan populasi terbesar dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia karena tingginya angka kelahiran dan transmigrasi. Papua juga memiliki sekitar 312 suku berbeda termasuk suku-suku terpencil. Situasi acapkali diwarnai ketegangan di kawasan yang memiliki kegiatan-kegiatan baru seperti penanaman kelapa sawit karena kehadiran militer terhadap terduga anggota OPM (Organisasi Papua Merdeka) di Papua sangat terkenal, dan bahkan sering menyebabkan kepanikan yang meluas di desa-desa.
Kawasan lahan yang luas makin sulit ditemukan di Sumatera dan Kalimantan karena begitu banyaknya kawasan yang sudah terdeforestasi. Hal itu juga disebabkan oleh meningkatnya pelaksanaan pembatasan sektor swasta maupun pemerintah untuk melakukan deforestasi, konversi lahan gambut, dan pengambilalihan tanah-tanah masyarakat. Akibatnya, perusahaan-perusahaan perkebunan mencari lahan perluasan di Papua. Pada 2005, hanya ada lima perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Papua. Menjelang akhir 2014, ada 21 perkebunan yang beroperasi, dengan 20 konsesi lain pada tahap yang lebih maju atas proses-proses perizinan mereka. Korindo, yang mulai aktif di sektor kehutanan di Papua semenjak 1993, paling agresif melakukan perluasan kawasan kelapa sawitnya di Papua lebih dari lima tahun terakhir. Alhasil, Korindo merupakan perusahaan kelapa sawit terbesar di Papua.
 
3) Pertambangan
Papua kaya akan mineral, minyak, dan gas alam. Papua terletak diwilayah “ Ring of Fire”, yaitu pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik, sehingga papua merupakan salah satu zona terkaya mineral didunia. Ada dua jenis aktivitas pertambangan di Papua yaitu pertambangan rakyat dan pertmbangan skala besar.
·         Pertambangan Rakyat 
Kegiatan pertambangan emas rakyat mulai berkembang  pada awal tahun 1990-an dan berlangsung di empat wilayah dengan ijin dari Menteri Pertambangan dan Energi. Keempat lokasi tersebut adalah Kec.Web, Kesc.Uwapa, Kec.Topo, dan Kec.Senggi (Dinas pertambangan dan Energi Provinsi Papua,2000). Kecamatan Wen di Kab.Jayapura mencakup sungai-sungai di tiga desa dengan total wilayah pertambangan seluas 385 ha. Kecamatan Uwapa di Kab Nabire merupakan wilayah pertambangan emas terbesar, yang memekerjakan sekitar 12.000 orang, yang mencakup daerah S.Buaya (2.870 ha), sowasowa (6.175 ha), Adai (4.365 ha) dan Matao (4620 ha). Dua wilayah lainya adalah Kecamatan Topo, Nabire, yang mencakup sungai-sungai kecil percabangan dan sungai-sungai besar yang disebut sebelumnya dan Kec.Senggi di Sentani Timur dan Barat,Kab.Jayapura yang mencakum sungai-sungai Pas,Pis, Maru dan Okopulu.
·         Pertambangan Skala Besar di Bawah Kontrak Kerja (KK)
   Dalam UU No. 11/1967 tentang Ketentuan-ketentuan pokok Pertambangan, Pemerintah Indonesia membuka kesempatan penanaman modal asing dibidang pertambangan dibawah perjanjian Kontrak Kerja (KK). PT .Freeport Indonesia merupakan satu-satunya perusahaan di Papua yang bereproduksi menurut UU tersebut. Perusahaan tambang lainnya masih dalam proses eksplorasi, termasuk PT.Nusamba Duta, PT.Siriwo Mining, dan PT. Iriani Mutiara Idenburg (Ekplorasi Emas); PT.Cyprus Amax Iriani (Eksploitasi Emas,Tembaga dan Logam): PT.Gag Nikel dan PT.Iriani Mutiara Mining (Eksplorasi Nikel); PT.Ingol Atares (Ekplorasi Emas dan Logam); PT.Iriani Sentani (Ekplorasi Emas dan Nikel);PT.Persada Pertama Mulia (Eksplorasi Batubara): PT.Karunia Pola Daya Bumi dan PT.Kumamba Mining (Ekploitasi pasir Mineral): serta PT.Mineralindo Mas Salawati dan PT. Nabire Mining (Ekplorasi Emas dan Tembaga). Berdasarkan data dari Jaringan Advokasi Tambang (JATAM,2001), total luas wilayah yang disetujui untuk pertambangan rakyat dan yang dikontrakkan untuk pengkajian, ekplorasi dan produksi pertambangan komersial adalah sekitar 11 juta hektar, sebagian besar dibagian utara Papua, yang mencakup sekitar 25% wilayah total pulau papua.Selain itu Minyak bumi merupakan produk pertambangan  utama Papua, dari sumur-sumur minyak sekitar sorong, salawati  dan Teluk Bintuni Ekplorasi Proyek LNG Tangguh (proyek kerjasam group minyak terbesar ketiga didunia,BP PLC dan BUMN Indonesia Pertamina).

4) Wisata alam
Potensi pariwisata yang dimiliki Provinsi ini hampir terlengkap di Indonesia.   Alam yang dimilikinya masih asli, budaya yang khas dan unik, minat khusus bahari yang tak kalah menarik dengan daerah lain diIndonesia bahkan mancanegara sekalipun.  Semuanya ini belum disentuh bahkan ditata untuk menjadi obyek dan daya tarik wisata unggulan bagi kunjungan wisatawan, terutama salju abadi di pegunungan tengah dan taman Nasional Lorentz yang luasnya mencapai 2.505.600 ha.  Kawasan ini merupakan kawasan konservasi terluas di Asia tenggara, berada pada ketinggian 0-4.884 m dpl dan tersebar di 4 Kabupaten, Yaitu : Kabupaten Jayawijaya, Mimika, Puncak Jaya dan Asmat.  Taman Nasional Lorentz bukanlah kawasan konservasi biasa seperti kawasan lainny melainkan pada tanggal 12 Desember 1999 PBB melalui United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) secara resmi menetapkannya sebagai situs alama warisan dunia yang memiliki kurang lebih 43 jenis ekosistem, kawasan Daerah Tropis yang memiliki gletser ( Puncak cartenz) dan danau Habema yang menakjudkan, dihiasi padang rumput alpin dan rawa-rawa.
Masih ada lagi Taman Nasional Wasur di Merauke dengan berbagai spesies mamalia, Taman Nasional Teluk cenderawasih dengan berbagai biota laut dan karang yang indah serta tidak ketinggalan pula potensi budaya yang biasanya ditampilkan pada Festival Lembah Baliem dan Asmat serta kegiatan pariwisata lainnya berupa Trekking, Hiking, Hunting dan Adventuring.


Dampak Terhadap dan Lingkungan Hidup

A. Merusak Anekaragam Hayati
Proses ekplorasi serta produksi perusahaan (Tambang,Hutan ddl)  secara tidak langsung maupun langsung akan mengancam ekosistem dan didaratan maupun diperairan karena dengan kehadiran perusahaan akan mengilangkan kondisi alami dalam ekosistem abiotik maupun biotik, sehingga akan berujung pada punahnya spesies endemik ditingkat mikro maupun mikro. Contoh kasus :  Kematian ribuan ekor Ikan di Sungai Amaima yang berada dalam Arealp Operasional PT Freeport (Okezone,2016).

B. Mengalih Fungsi Lahan
Hutan berfungsi sebagai penyeimbang fungsi ekosistem. Peranan hutan sangat penting dalam sistem penyangga kehidupan. Hutan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan air yang baik, sebagai habitat bagi flora dan fauna, mengurangi polusi pencemaran udara, sebagai penyubur tanah, sebagai paru-paru dunia dengan menyuplai oksigen untuk kehidupan, sebagai penahan erosi dan lain sebagainya. Bisa dibayangkan dengan kondisi hutan kita sekarang yang maraknya dialih fungsikan ke bentuk lain akan menyebabkan fungsi hutan terganggu. Boleh kita lihat bencana alam dimana-mana, seperti banjir, erosi, tanah longsor, pemanasan global yang banyak diisukan oleh dunia internasional. Berapa banyak kerugian negara akan kasus ini?. Itu baru kasus yang berkaitan dengan alam, belum lagi akhir-akhir ini banyak terjadi konflik antara masyarakat dengan perusahaan-perusahaan terkait alih fungsi lahan hutan ini. Konflik yang terjadi kebanyakan mengorbankan masyarakat kecil, bukan hanya harta bahkan nyawa pun terkorbankan.

C. Merusak Daerah Resapan Air
Berbagai proyek pembukaan lahan seperti, perluasan lahan kelapa sawit, petambangan dan pemekaran di sekita Daerah Aliran Sungai maupun di sekitaran wilayah yang miliki curah hujan tinggi akan mengakibatkan Luapan air (Banjir) karena jalur masuknya sudah terdegradasi oleh aktivitas manusia dan kembali menajdi bumerang bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Contoh kasus : Ekspansi Sawit PT.Nabire Baru di daerah Resapan air Banjir Melanda Kampung Sima dan Waumi (Jerat, 2016).

D. Pencemaran lingkungan sekitar
Kehadiran berbagai perusahaan serta maraknya pemekaran di pulau papua, menyebabkan arus imigrasi penduduk dari luar papua. Transmigrasi penduduk tersebut berasal dari Jawa, Kalimantan,Sulawesi,sumatra dan pulau kecil lainnya di Indonesia. Ada berbagai motif kedatang masyrakat pendatang ke papua, antara lain untuk mencari nafkah idup, menjalani tugas negara (PNS), menjadi buruh di berbagai perusahaan di papua. Arus urbanisasi tersebut berpengaruh pada peningkatan penduduk di papua seiring dengan itu kebutuhan akan rumah dan panganpun meningkat drastis. Sebagai konsekuensinya produksi sampah di rumah dan diruang publikpun menigkat seiring banyaknya aktivitas kota mengakibatkan penumpukan sampah organik dan nonorganik di kota. Kebiasaan masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sehingga, kedapatan banyak masyarakat yang membuang sampah di sungai.
Contoh kasus :

Masalah sampah di Kota nabire dan pengelolaan yang masih minim, mengutip Nabire Net “Pasca hari raya Idul Fitri 1436 H, sampah di kota Nabire nampak mulai ‘menggunung’ disejumlah lokasi di kota Nabire. Sumbangan sampah terbanyak berasal dari sejumlah pasar yang menumpuk di pinggiran jalan, seperti yang terlihat  di jalur hijau jalan merdeka depan komplek Pasar Oyehe, di Pasar Kalibobo, Pasar Karang Tumaritis dan sejumlah tempat lain di Nabire”.







sumber :